2/10/2016

Catatan dalam penantian

            
Antara kerisauan ini, bukan tentang engkau yang menjadi rahasiaku yang ku risaukan, tapi tentang jalan untuk bertemu denganmu yang menjadi sumber risau ini. Bagaimana jika hari ini masih saja tak luput aku dari kesalahan, dari ketidaksiapan, kekurang belajar dalam persiapan, terlalu lalai dalam persiapan, terlalu lalai dalam perbaikan dan tak segera merubah itu semuaaa. Ini yang menjadi kerisauan, bagaimana kalau ternyata tidak sesempurna yang terbayang dalam pikiran, tak sesempurna yang lama diharapkan karena tidak optimal dalam penyempurnaan.
            Dear my being roommate, aku tidak sesempurna itu ternyata, terlalu banyak kurang dan lalainya. Aku tak seindah khayalanmu juga, aku tak sesuai mungkin dengan bayanganmu tentangku. Mungkin tentang aku yang akan menjadi roommate mu, tidak sesempurna itu ternyata. Dalam pengharapan yang dalam, dalam transaksi kita dengan Rabb kita, mohon jadikan aku sebagai salah satu bagian dalam dirimu yang bisa terus kau bimbing, kau perbaiki akhlaqnya, kau tumbuhkan rasa cinta kepada muaranya, pada Rabbnya.
            Berikhtiar optimal dalam membentuk keluarga qur’ani, menjadi bagian dari keluarganya Allah, menjadi bagian dari penyelamat bumi, yaaaa itu keluarga kita nanti. Dari tangan-tangan kita akan ada jundi-jundi penyelamat bumi, penegak adil, penyeru haq dan mewarnai bumi dengan kalamNya. Dengan visi kita yang menyatu dalam ikatan suci nanti, visi kita pun menemukan keserasiannya, visi kita pun menemukan bagian dari bagiannya yang lain yang saling menguatkan, maka harmoni dalam kebaikan akan menyertai dalam setiap jalan yang kita tapaki nanti, sampai akhir, sampai berkeluarga kembali di FirdausNya.


-Dalam pengharapan besar, dalam mujahadah yang berat, dalam perbaikan yang tiada akhir, aku persembahkan untuk my being soulmate, my being roommate-
10 Februari 2016

0 comments:

Posting Komentar