Aku
takut aku terlalu lama utk menjadi baik, sehingga engkau yang baik akan terlalu
lama jua utk sedia menghampiri.
Aku
takut aku yg tak baik ini dipertemukan Allah dengan orang baik lalu aku mudah
kecewakannya.
Aku
takut perbaikan diri ini hanya semata-mata agar Allah memberi pula yang
terbaik, itu berarti pamrih.
Aku
takut perbaikan ini tidak kan bertemu dengan muaranya, karena fluktuatifnya imanku,
sehingga ia yang ditakdirkan untukkupun setengah-setengah dalam imannya.
Aku
takut perbaikan ini tidak utuh dikarenakanNya..
Aku
takut perbaikan ini tidak juga menyeluruh, sehingga masih saja ada yang cacat
dalam penghambaan, dalam muamalah dan dalam segala bentuk keteraturan Allah
yang belum juga aku tanamkan dalam setiap waktu dalam masa karantina ini.
Aku
juga takut jika dalam penerimaan nanti ternyata ada kecewa, entah itu dari
diriku atau dirinya.
Aku
juga takut jika nanti terlalu banyak sesuatu yg rumit, dan tidak bisa
diselesaikan.
Dan beberapa ketakutan lainnya, yang ketika sedikit memikirkan untuk menggenap, seketika itu juga rasa takut itu bermunculan.
Bukan
tentang "siapa", tapi tentang "bagaimana".
Dalam
mencapai pengamalan, mungkin arti kata "learning by doing" itu bukan
berarti tidak mempunyai bekal ilmu sama sekali, tapi dalam pengamalan
sebenarnya, kata "learn dan do" itu berarti kita sedikitnya mempunyai
bekal, lalu terus belajar dan langsung mengimplementasi. Karena pun yang sudah
menggenap satu dekade atau dua dekade pun, tetap saja dalam masa-masa learn dan
do.
Adalah
sulit, jika selalu dalam kekhawatiran yang belum tentu akan ada. Sulit juga
jika tanpa perhitungan dan perenungan. Jalan terakhir adalah sama-sama
menggenap karenaNya, terus belajar dalam ikhtiar yang maksimal karenaNya, dan
saling mengikhlaskan karenaNya.
Aamiin yaa mujiibassalim.
#CatatanDalamPenantian2
#InMyWay(Red
: Grabbike pulang dari kuttab)
18Maret2016
0 comments:
Posting Komentar