Dengan menyebut Nama Allah yang Maha pengasih dan Maha Penyayang. Maha pembolak-balik hati, pengatur rezeki dan pembuat scenario indah untuk semua hamba yang selalu mendekatkan diri pada NYA.
Taarufan yuuk J
Aku berasal dari keluarga yang penuh cinta kasih, setiap detik di rumah adalah detik-detik kebahagiaan yang mungkin tidak semua orang merasakan dan memilikinya. Alhamdulillah aku hidup di lingkungan tarbiyah sejak aku masih dalam kandungan ummi ku. Bapa ku adalah seorang wiraswasta yang juga aktivis di salah satu parpol islam di Indonesia (PeKaeS). Beliau bernama Matlaul Anwar dan ummi ku adalah seorang pegawai di kantor kependudukan di bagian BKKBN. Beliau bernama Atih sugiarti. Ummi asli dari tanah Cirebon dan bapa ku dari tasikmalaya,tepatnya dari ciawi.
Delapan belas tahun lalu aku lahir, tepatnya tanggal 15 april 1994 di Ciawi-Tasikmalaya kurang lebih pada pukul 01.00 wib. Lalu orangtua ku memberi ku nama “Syahidah Muthmainnah” salah satu referensi nama dari ustadz nya orangtua ku yaitu ustadz thoriq hidayat,Lc. Menjadi seorang syahidah muthmainnah, itulah do’a awal dari orangtua ku yang melekat padaku. Aku anak sulung dari delapan bersaudara jika dihitung secara keseluruan. Karena yang masih ada menemaniku di detik-detik kebahagiaan ini tertinggal dua saudara yaitu Hasan Al-banna dan Syaikh Abdullah Azzam. Yang meninggalkanku dan pergi ke jannah-NYA terlebih dahulu yaitu Zainab al-ghojali, adikku yang ke tiga ini terkena penyakit jantung bocor, sehingga semua kulit-kulit sensitive nya berwarna ungu dan Zaky Al-anwari yang lahir premature. Adik-adik ku tunggu kakak di firdaus NYA yaaah :’), semoga kakak lulus menjadi salah satu hamba yang di karantina Allah di dunia ini dan membawa Ummi dan bapa kita menikmati Firdaus NYA kelak Aamiin. Lalu kita bisa berkumpul satu keluarga dan bisa berbagi kasih sayang kembali di syurga Aamin Ya Rabb.
Adikku Hasan Al-banna telah lebih dahulu diarahkan untuk menghafal Al-qur’an, waktu itu dia lulus SMP lalu di transfer ke bogor tepatnya di daerah leuwi liang yaitu di Manbaul furqoon yang subhanalloh mudirnya adalah seorang hafidz yang tak bisa melihat dari kecil,beliau bernama Ustadz ma’sum. Adik ku sekitar satu tahun mengahafal dan Alhamdulillah dapat beberapa juz yang belum mutqin untuk tabungan awal masuk SMA lalu melanjutkan menghafal lagi sambil sekolah.
Awal aku kelas XII SMA aku juga diarahkan untuk menghafal qur’an setelah lulus SMA, respon pertama dari ku datar-datar saja karena yakin ingin kuliah dan pasti lolos SNMPTN undangan. Ternyata bapa ku serius dengan perkataan nya yang ingin menunda aku untuk kuliah karena harus menghafal Al-Qur’an dahulu lalu kuliah. Aku tetap berrsikeras dengan pendirianku untuk kuliah. Detik- detik SNMPTN undangan dibuka pun semakin mendekat. Setelah kelulusan, lalu diadakan acara syukuran satu kelas di salah satu rumah makan lengkap dengan orangtua masing-masing. Lalu pada pukul 19.00 SNMPTN undangan pun dibuka,kita berebut untuk melihat hasilnya dan tak lama setelah itu giliranku untuk melihat hasilnya di portal SNMPTN dan Alhamdulillah aku tidak lulus, perasaanku saat itu agak kacau tapi tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menstabilkan emosiku karena masih banyak jalan lain untuk masuk PTN.
Masih dalam usaha untuk masuk PTN, salah satu nya dengan ikut bimbingan belajar untuk lolos SNMPTN tulis, karena aku terlalu percaya diri dan akhirnya menjadi takabbur. Lalu di SNMPTN tulis pun aku tidak lulus. Keras kepala ku masih sulit untuk dilunakkan. Satu hari sebelum pengumuman tulis aku dengan nekat pergi ke Jakarta karena lusa nya ada tes SIMAK UI. Setelah tes UI ada UM IPB yang sangat aku inginkan daripada UI, tapi karena aku ke Jakarta dengan nekat yang izin berangkatnya pun waktu sudah di bis, jadi aku kekurangan uang untuk UM IPB, tapi ada seorang kakak yang baik hati dan terus memotivasi ku untuk tetap maju ke UM IPB dan memberiku uang untuk menambah-nambah uang pendaftarran nya sebesar Rp.500.000,00 . Berawal dari sini aku mulai lunak dan mulai berpikiran bahwa Allah membantu jalanku untuk masuk PTN. Lalu pergilah aku ke bogor sendirian dan bertemu dengan seorang teman yang akhirnya aku menginap di tempat kos nya. Besok nya adalah tes UM IPB,perjalanan dari tempat kos temanku ke IPB dermaga sekitar satu jam-an,oleh karena itu aku berangkat lebih pagi karena jam 06.00 wib harus sudah di tempat tes.
Lama setelah itu pengumuman simak ui dan ternyata aku tidak lulus. Seminggu setelahnya um ipb, aku sudah menyiapkan hati ku untuk kondisi teburuk dan ternyata aku tidak lulus. Nangis sejadi-jadi nya, tapi hanya butuh waktu sepuluh menit aku menangis ini karena ummi ku terus saja menggodaku dengan kata-kata “Masa akhwat nangis sampei segitunya gara-gara gagal kuliah”. Nangis ku pun reda karena malu mengingat betapa keras kepala nya aku dahulu ketika ummi dan bapa mengarahkan aku pada suatu kebaikan tapi aku malah menolaknya,setelah itu ummi bilang lagi “do’a orangtua itu mampu menghancurkan tembok raksasa china sekalipun”
Aktivitasku setelah itu mencari-cari lembaga tahfidz, cerita kesana-sini, ke sanak saudara, kerabat-kerabat. Pada suatu hari aku cerita juga pada kakaknya teh yana dan beliau memberi beberapa referensi lembaga tahfidz untuk akhwat, salah satu nya dengan tinggal di rumah teh yana supaya mudah menyetorkan hafalan, namun harus di diskusikan dahulu dengan teh yana.
Pertengahan Ramadhan, aku membimbing anak-anak MTs di pesantren ku dulu tepatnya di Al-munawwaroh dan pada suatu hari teh yana ada di pesantren lalu mengajakku ngobrol dan akhirnya menceritakan keberadaan Rumah qur’an bintaro ini dan diberi tahu informasi-informasi dari awal pendaftaran sampai test nya. Di Ramadhan itu ada sesuatu juga yang membuatku malu,waktu itu di hari-hari terakhir pesantren Ramadahan ada agenda lomba untuk anak-anak MTs ini diantara nya cerdas cermat,tebak ayat,tebak surat,tahfidz dan lain-lain. Adik ku yang terakhir syaikh Abdullah azzam dia kelas IX di MTs dan mengikuti lomba tahfidz juz 30. Dia ada di undian terakhir yaitu ke 19 dan aku sebagai pembaca soal lomba itu,sampai hampir ke sepertiga malam giliran adik ku yang maju ke depan,sebelumnya dia terlihat terkantuk-kantuk sekali karena menunggu giliran dia maju. Lalu mulailah ke soal wajib yaitu membaca surat wajib nya dan lurus lancar tanpa cacat,lalu soal ke satu,dua,tiga,dia lancar tanpa cacat juga. Juri,pembaca,peserta-peserta dan para penonton yang terkantuk-kantuk pun sekarang berubah menjadi ramai karena bersorakan mendengar adik ku lancar menjawab soal. Lalu ke soal ke empat,lima sampai lima belas juga adik ku lancar sekali. Dari situ aku merasa tercambuk,adik ku yang manja ini bisa dan malah dia pernah bilang kalau cita-citanya ingin jadi seoang ustadz. Sedangkan aku di arahkan untuk menghafal saja harus melalui beberpa jalan dulu,harus melanglang buana dahulu.
Tanggal 6-9-2012 aku berangkat ke Jakarta bersama temanku untuk sama-sama mengikuti tes masuk rumah qur’an. Silaturahmi dahulu ke rumah saudara ku di daerah Jakarta timur lalu pergi ke rumah teh yana dan besok nya tes. Yang masih ku ingat di memoriku hari itu aku bersama temanku linda ke masjid An-nur PJMI yang di arahkan teh yana tapi tak terlihat seorang pun dan tak ada tanda-tanda akan diadakan tes,dan ternyata kita keliru karena sebenarnya tes dilakukan di Masjid baitul Maal STAN,waktu itu aku cemas dan bingung kira-kira akan seperti apa tes nya dan sesampainya di tempat tes ternyata belum terdapat satu pun peserta yang lain namun tak lama kemudian ada peserta yang lain yaitu Mba uswah disusul dari manajemen yaitu mba ratih dan musyrifah mba dewi kemudian disusul lagi mba reni dan peserta yang lain nya yaitu humairo,alfy,iklima, dan kak arifah. Selesailah tes baca qur’an dan tes wawancara lalu aku bersama linda langsung pulang ke rumah the yana untuk persiapan pergi ke serang dan setelah dari serang kita kembali ke tasik karena tanggal 16-09-2012 harus sudah ada di Rumah qur’an .
Tanggal 15-09-2012 aku berangkat dari rumahku dengan membawa dua koper yang satu terisi penuh baju dan satu nya oleh buku-buku lalu aku diantar bapa ku ke pool primajasa,bapa ku bukan tak mau mengantarkan ku ke Jakarta tapi banyak sekali agenda bapa yang sangat tidak bisa di tinggalkan dan juga aku terbiasa berangkat sendiri meskipun ke Jakarta sekalipun karena didikan bapa dari aku SMP. Linda diantar kakanya jadi kita bertiga dan selama di perjalanan banyak sekali yang aku pikirkan sampai membuatku nangis,ketawa mengingat dahulu aku sangat kontra dengan keputusan ini.
Sampailah di terminal lebak bulus sekitar isya lalu melanjutkan perjalanan ke bintaro dengan dua kali angkot. Sekitar pukul 21.00 aku bersama temanku sampai di jl.jeruk A9 no 6 PJMI Bintaro-Tangerang selatan. Setelah sedikit berbincang-bincang dan berkenalan dengan semua member RQ yang masih belum aku kenali satu persatu ini lalu aku di suruh untuk memilih kamar yang terpisah dengan temanku linda. Lalu aku memilih kamar yang ada di ujung sebelah kiri,anggota di kamar itu ada kak azmi,kak runa,kak umul,dan intan. Esok nya setelah shalat shubuh tilawah jama’i,aku sama nda belum tau program-program nya jadi kita berdua diam saja karena belum di jelaskan apa-apa oleh musyifah nya. Lalu pagi nya aku langsung siap-siap karena mau silaturahmi dahulu ke tempat saudara ku di daerah ciputat dan lalu besok,besok,dan besok nya lagi kita mulai belajar tahsin karena syarat mutlak mulai menghafal itu adalah tahsin dan tajwid nya lulus.
Ruh ku belum sampai sepenuhnya disini,aku terus-menerus mengumpulkan tekad untuk benar-benar ingin menghafal dengan alas an pertama nya karena Allah lalu orangtua dan yang lain-lain nya.
Buku harianku di hari ke-58 di Ruqun Bintaro …
Hari ke-58 di Ruqun Bintaro
Aku tak merasa lebih baik, masih banyak suatu hal yang belum terbenahi
Hatiku belum sepenuhnya berada disini Astaghfirullah !!
Rabbi .. Engkau Maha membolak-balikkan hati
Jadikanlah hamba benar-benar mencintai kalam mu yang suci
Jadikanlah hamba keluargamu yang senang setiap saat setiap waktu memeluk kalammu dalam raga juga jiwa
Jadikanlah hamba keluargamu yang senang setiap saat setiap waktu memeluk kalammu dalam raga juga jiwa
Jadikanlah hamba salah satu insan mu yang mendapa syafa’at di akhirat kelak karena kecintaanku pada kalam-kalammu
Jadikanlah hamba Anak yang berbakti,memberi penghargaan terindah pada orang yang sudah 18 tahun menyayangi dan mengasihi tiada henti,juga mendidik ku tiada kenal menyerah
Mahkota itu untuk beliau berdua yang setiap waktunya mendo’akan diriku yang setiap waktunya tak lupa memberi petuah pada ku
Membahagiakannya di dunia dan juga berkumpul kembali di Jannah NYA
Ya Rahman Ya Rahim
Hidayahmu tiada bosan menghampiriku
Rabbana atina Fid dunya hasanah wa fil akhirat hasanah wa qina adza banner Aamin
Tanggal 25-11-12 teman yang sekaligus sahabatku nda dan wulan mulai menghafal tapi aku belum juga mulai menghafal mungkin Allah sedang menguji kesabaranku dan menyuruhku untuk lebih menyabar-nyabarkan diri. Hari-hari setelah itu seperti biasa kita wajib tilawah satu hari satu hizb agar kita terbiasa dengan ayat-ayat NYA dan lebih mengenal Al-qur’an juga untuk memperbaiki tahsin dan tajwid nya.
Tanggal 07-12-12 kita semua anak takhosus di undang untuk ke rumah Ustadz fadlyl dan setelah kita mengelilingi rumah qur’an UI,ustadz pun datang dan kita ber-enam menghampiri ustadz lalu mengenal kan diri kita masing-masing mulai dari Salta febri wulandari dari medan,intan munazahatunnisa dari magelang,uswah hasanah dari tangerang,syahidah muthmainah dari tasikmalaya,linda siti zakyah amatillah dari tasikmalaya,najma alfy chodijah dari bekasi. Malam itu banyak sekali wejangan dari ustadz salah satu nya memberitahu “hanya ada tiga hari bersejarah yang menakjubkan” pertama yaitu hari dimana pertama kali masuk Ruqun,kedua dimana mulai menghafal dan ketiga dimana beres menghafal.
Dan ada lagi wejangan yang sangat melekat sampai hari ini,kata ustad “kita memang tidak satu nasab,tapi dengan Al-qur’an kita bisa menjadi satu keluarga,makanya samakan dulu Aqidah,tujua,dan fikroh nya oleh tarbiyah”.
Tanggal 14-01-2013 musyrifah ku menyuruhku untuk mulai menghafal,dan dari situ azzam ku menjadi terasah tinggi,dan langsung mencatat target-target yang harus dicapai untuk setoran. Suatu pagi bapa ku menelpon dan menyuruhku jangan dahulu belajar dan menghafal yang lain selain Al-qur’an karena bapa ku ingin aku menjadi seorang hafidzah yang dokter bukan dokter yang hafidzah .
Hari demi hari tak terasa sudah berlalu dan aku masih saja untuk memperkuat azzam dan terus-menerus memperbaiki azzam ku yang sering naik turun karena iman ku masih tetap naik turun,salah satu yang bisa menaikkan azzam ku adalah karena teringat kata-kata bapa dan ummi ku juga melihat sahabat-sahabt ku yang lain yang selalu semangat menambah hafalan.
Sebelum aku akhiri episode perjuangan ini,aku ingin membagi perasaanku. Menceritakan betapa hangat nya kehidupan di Ruqun ini,kita berkumpul di satu rumah dari latar belakang yang berbeda-beda dan berbeda daerah dari Kalimantan sampai tasikmalaya. Semoga ukhuwah ini tetap akan terjalin meskipun ketika kita terpisah tempat dan jarak dan dalam pengharapan besar pula aku berharap kita sama-sama berkumpul kembali dalam deretan keluarga Allah di Jannah NYA Aamin.
Episode perjuangan ini belum selesai sampai disini,sampai hafidzoh yang mutqin,dokter yang handal untuk keluarga,sahabat-sahabat,masyarakat kecil,umat islam dunia yang belum tersentuh oleh islam yang murni juga kondisi kesehatan yang jauh dari normal. Kedua Cita-cita ini bukan sebuah cita-cita anak kecil yang hanya berangan-angan saja dan bukan mainan yang gampang di mainkan. Torehan selanjutnya akan dilanjutkan ketika akan mendekati gelar kedua nya. Semoga Allah mendengar semua do’a-do’a ku dan memberi jalan yang mudah aku lalui untuk mencapai kedua cita-cita besar itu.
Semoga kita selalu dalam lindungan NYA,selalu mendekatkan diri pada NYA,dan senantiasa mengingat NYA dalam dzikir setiap waktu kita. Aamin Ya Rabb.
0 comments:
Posting Komentar