1/10/2015

Ahlan wa Sahlan Februari

Ahlan wa sahlan februari

Kalau bicara Ahlan wa sahlan itu jadi ingat riwayat cerita sayyidina Ali bin thalib yang memendam cinta pada Fatimah Az-zahra. Ya cinta dalam diam, cinta yang tersimpan rapih, rapat tanpa cela tersimpan di lubuk hati. Mencintai sejantan Ali dan mengagumi selembut Fatimah. Tapi sayang, bahasan ahlan wa sahlan ini bukan cerita cinta yang seperti contoh yang diatas. Ini pun cerita cinta, aku masih membangun cinta, mencari yang hilang, mengumpulkan yang berserakan, tentang cintaku pada Rabbku, pada Nabiku, Muhammad SAW. Momentum maulid Nabi ini menjadi titik dimana aku semakin merasa belum sedikitpun mengenali sosokNya, Nabi yang ketika di padang Mahsyar nanti memintakan syafaat untuk ummatnya kepada Allah dan Allah mengabulkannya. Namun akankah kita salah satu diantaranya ? L

Ahlan wa sahlan februari, meskipun masih di awal januari, aku segera katakan ini pada diriku karena dari hari ini sampai nanti februari, maret, april dst akan menjadi masa-masa perjuangan kembali untuk menyelesaikan PR yang kemarin tertunda. Ada beberapa dream list yang harus segera dicoret dan segera make a new dream list.

Mata kuliah hari ini melelahkan, jetleg. Mata kuliah kehidupan, hihi  belajar banyak dari beberapa teman kuliah bapak, terutama dari bapak sendiri yang penuh dengan pasang surut setiap fase hidupnya. Kata siapa reuni hanya kongkow doang ? tadi ikut reuniannya bapak di daerah adhyaksa lebak bulus, reunion—pengajian. Bapak yang lulusan NHI (national hotel Indonesia) dan teman-temannya itu jelas tidak ada basic keislaman yang kaffah, tapi mereka-mereka adalah orang yang sami’na wa ata’na, asalkan dari Allah kami ta’at. MasyaAllah. Kenapa sami’na wa ata’na ? karena masa-masa kelam pas kuliah yang benar-benar menyalahi syariat itu yang membuat mereka berani terjun dari itu semua dan kembali pada Allah, pada keislaman yang menuju sempurna. Ketika benar-benar mendengar panggilan Nya, langsung ta’at. MasyaAllah

Ikhtiar bapak kemarin itu, kirim beberapa sample mushroom Baso ke beberapa temannya yang punya outlet makanan, berharap bisa supply dan kerjasama berkepanjangan jadi simbiosis mutualisme. Salah satu teman bapak yang punya puluhan outlet ayam, bebek dan steak bercerita, niat bikin warung-warungan bukan karena pengen kaya, pokoknya di bersihin dulu segala niat-niat yang kayak gitu, saya kan kalau mau ngasih hal agama, sayanya juga gak punya, makanya saya ngasihnya gaji yang halal, setiap selesai shalat do’a saya gini sama Allah “Ya Allah jaga saya dan karyawan saya” berkahnya kan ya dari mana-mana. Satu outlet ada lima belas karyawan, tiap karyawan punya tanggungan keluarga, minimal saya bantu keluarganya, keluarganya bantu do’a, jadi sama-sama berkah, menyejahterakan oranglain, nah itu mindset.

Got the point, ahlan wa sahlan februari, hmm karena istiqomah itu adalah perkara yang sangat sulit, semoga ketika liburan ini bisa lebih merutinkan amalan-amalan sunnah terutama muraja’ah. Menyongsong februari dengan khusyu di januari, memenuhi target yang belum selesai.

Focus Januari : tilawah, muraja’ah, amalan sunnah, buku buku buku bukuuuu.

Focus Februari :
  • Mengkhatamkan hafalan Al-Qur’an
  • Fokus kuliah, (belajar, tahfidz, muraja’ah)
  • amanah mentoring
  • amanah Forum Halaqoh qur’an
  • amanah kafa’ah
  • amanah kesehatan *will be fit again
  • dan amanah-amanah lain.
Adakah keterkaitannya dengan muqadimah diatas ?

Ada amanah yang paling berat, yaitu hidup di dunia. Allah masih member kesempatan, jadi pergunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Menjalankan amanah dengan totalitas, analogi sukses karena totalitas yaitu Khusyu’nya shalat, jadi ketika menjalankan amanah-amanah tadi itu harus juga total focus. Fighting ! ganbatte ! semata-mata karena Allah dan RasulNya. Merayu Allah dan Rasulullah SAW dengan memaksimalkan kehidupan dunia untuk akhirat. Be Ahlullah, dan berkumpul lagi dengan keluarga *bapak, umi, deal dan azzam di syurganya Allah. Allahumma fii khusnul khatimah Allahumma Aamin

Ini cinta, teraktualisasi dalam gerak langkah untuk meraih ridho Nya, mendekatiNya jauh lebih dekat lagi. Cinta dalam setiap gerak langkah menuju Allah.

0 comments:

Posting Komentar