Sungguh
beruntung menjadi seorang mu’min, tidak ada perkara yang tidak baik baginya,
jika ujian kepahitan datang maka bersabar, jika ujian kesenangan maka bersyukur
. jika tidak diantara keduanya berarti sedang lalailah kita. Astaghfirullah
Teringat
sebuah cerita di salah satu bukunya Ustad Salim A Fillah, ada seseorang yang
menuntut kepada Allah bahwa dirinya selama ini telah ta’at, beribadah siang dan
malam, ibadah sunnah pun tidak pernah terlewat tapi rezeqi yang sampai padanya
tidak seberapa dibandingkan seseorang lainnya yang tidak beribadah padaNYa,
bahkan tidak beriman. Lalu ada seseorang lagi yang arif membuat analogi, Allah
menyukai hambanya yang merintih meminta kepadaNya, Allah menyukai hambanya yang
selalu ingin berlama-lama denganNya maka dari itu Allah tidak segera
mengabulkan keinginan hambaNya karena mungkin saja ketika do’anya itu langsung
dikabulkan engkau akan segera berbangga diri dan melupakan Allah. Allah lebih
meyukai hambanya yang berlama-lama dekat denganNya maka dari itu Allah
memperlambat terkabul do’a hambaNya. Wallahu ‘alam kita hanya diperintahkan
untuk berkhusnudzan padaNya karena prasangka baik adalah cermin hasilnya.
Semoga Allah
mempermudah urusan hamba-hambanya, terlebih khusus untuk umi dan bapak yang
sedang banyak diuji kesabarannya, dakwah sudah menjadi darah mereka sehingga
ketika ada ujian dalam urusan dakwah tidak jadi masalah besar padahal
sebenarnya sekilas mata saja sudah terlihat kalau itu masalah besar,
bersyukuuur dengan anugerah tarbiyah ini, dengan segala nilai plus dan min nya
InsyaAllah akan selalu memperteguh diriku sendiri di jalan dakwah ini. Kalau flashback
dahulu ketika SMA benciii sekali dengan aktifitas orangtua yang over itu tapi
setelah jauuh dari mereka makin paham dengan jalan ini, ini adalah amanah langsung
dari Allah aku terlahir dari rahim seorang ibu yang mencintai dakwah ini. Semoga
mereka-mereka yang sengaja membuat makar, tidak sengaja membuat makar dan
berlaku dhalim mendapat sebaik-baik petunjuk dan dapat memahami hati-hati kami
yang merasa terdhalimi. Hmm jadi punya khayalan seandainya aku memiliki
keistimewaan seperti sa’ad bin abi waqqash yang setiap do’a atau kata-kata yang
keluar dari mulutnya akan di ijabah oleh Allah.
Okay bersabar dan bersyukur that’s point !
jadi ingat kata-kata dari umi, mungkin kita lebih mampu diuji dengan kepahitan makanya Allah memberi kita ujian yang seperti ini terus, kalau diuji dengan kesenangan belum tentu bisa lulus, entah ada apa dibalik ini let it flow.
seperti kutipan di kisahnya seorang anak dan bapak yang selalu berkhusnudzan kepada Allah "kami tidak tahu apakah ini Anugerah atau musibah, kami hanya diperintahkan berkhusnudzan kepada Allah"
Sederhana memang, sudah hafal diluar kepala dan paham juga tapi dalam aplikasi nya masih sangat kurang, Astaghfirullah.
Semoga pundak dan kaki ini semakin dikuatkan oleh Allah agar beban seberat apapun bisa dipikul dengan ringan dan lapang dada.
Allahumma Aamiin
0 comments:
Posting Komentar