Masih
menjadi yang biasa tapi sedang on process to be “ruaarr biasa”, bukan hal yang
mudah tentu, tapi asalkan terus berjalan diatas kebaikan secara continue, insyaAllah
ruar biasa itu terwujud. Bukan maksud mau take it selow tapi emang ternyata pas
udah dijalani jalan kebaikan ini gak bisa lewat eskalator tapi lewat tangga
darurat, artinya harus selangkah demi selangkah dengan susah payah agar ketika
jatuh hanya jatuh di satu tangga sebelumnya bukan kembali ke lantai satu. Slow but
sure, InsyaAllah asalkan istiqomah semuanya menjadi mungkin banget.
To the
point, Mujahadah ala nafsi harus
selalu bergelora jadi untuk menghindari segala kemungkinan buruk gara-gara
syaithan ini. Shalihun linafsihi wa naafi’un
lighairihi siapa yang gak mau jadi orang shalih ? InsyaAllah shalih karena
Allah dan karena Allah. Bahas shalihun
linafsihi ini pasti panjang banget, karena emang banyak substansi yang
harus diperbaiki untuk menjadi shalih. Selarasnya antara hati, mulut dan
perilaku. Butuh usaha yang bener-bener ekstra untuk menselaraskan ketiga ini,
intinya ini sih. Jadi kalo udah selaras InsyaAllah semuanya lancaaaarrr.
Sekarang lagi ngejar wisuda 15 juz, lagi mantepin hati dengan segala kondisi, bener-bener berusaha menshalihkan diri InsyaAllah, semoga dalam pencapain yang sekarang mendapat kucuran berkah sampai membanjiri yang lain. Pernah denger hadist, dengki sama orang beriman itu dibolehkan untuk menambah keimanan kita, tapi rasanya aneh dan buruk banget kalo huffadz malah saling mendengki, ini sebenernya untuk diri pribadi yang seriiing banget dengki sama oranglain. Maka dari itu sekarang lagi mantepin hati dengan segala kondisi, maksudnya agar pencapaian berjuz-juz itu semata-mata karena Allah bukan karena orangtua, ustad, teman de-el-el. Pokoknya fokus aja sama jalan sendiri gak usah lirik sana sini, karena kan kita punya jalan yang jelas beda, semuanya beda jadi fokus aja fokus. Benah-benah hati emang perlu pembiasaan yang amat biasa, maksudnya hati kita harus terbiasa dengan keadaan apapun. Nerimo bukan berontak, dan hati itu ya kita yang punya kunci kendalinya. Makanya mantapkan hati untuk terus membenahi diri karena Allah, mencapai sakinah bersama Al-Qur’an karena Allah, berjalan diatas kebaikan karena Allah sehingga layak menjadi orang yang dicintai Allah di dunia dan di akhirat.
*Diary kecapean, jadi tumpahlah semuanya*
Kamis, 19 juni’14
0 comments:
Posting Komentar