3/19/2014

Ini Bunda, Nak

Banyak yang ingin aku nyatakan dalam khayalanku ini, aku mengandungmu nak, menikmati masa-masa ketika engkau mulai tumbuh di rahimku, setiap pagi lemas dan muntah-muntah menjadi aktifitas yang tak terlewatkan dan itu membuatku semakin lemas, tulang-tulangku mulai terasa semakin lemas pula ketika kau mulai tumbuh dan tumbuh di rahimku, seharusnya aku giat minum susu karena itu yang bisa membuatku agak kuatan, tapi apalah daya makanan pun tak berani masuk karena aromanya semakin hari semakin tak enak dicium, seharusnya aku minum susu karena itu tambahan kalsiumku karena kalsium yang aku punya menjadi kekuatanmu di rahimku. Tapi aku semakin hari semakin menikmati masa-masa ini, masa-masa ketika tak enak untuk beraktifitas apapun, tidur pun rasanya tak nikmat, karena itu lebih baik aku tilawah Al-Qur’an untuk menemanimu nak, sebisa mungkin aku tilawah satu hari 5 juz, untuk mengulang-ngulang hafalanku juga mengenalkan padamu makhluk Allah yang akan menuntun kita menuju syurgaNya. Tapi aku juga tak mau terus sendiri menemanimu nak, ayahmu segera pulang dari perjalanan dakwah dan mengais rezeki, ayahmu akan menemani kita yang sudah lama berbincang bersenandung syahdu membaca kalamnya, ayo Yah temani kita, ayo Yah setoran muraja’ah dulu sini sambil elus-elusin perut bunda, bunda istirahat dulu ya, biar mujahid kita yang mendengarkan suara syahdu ayah.

Usia kandunganku menginjak ke-8 bulan kata dokter harus banyak olahrag, jalan kaki keliling rumah, jangan bed rest lagi. Menanti kelahiranmu di dunia nak, bunda tak sanggup lagi menahan air mata karena sangat bahagia karena sekarang ada yang menemani bunda ketika ayah pergi. Kau adalah titipan Allah yang harus bunda jaga nak, namun maafkan bunda jika suatu hari nanti bunda melakukan kesalahan yang menyakiti hatimu tapi bunda sesungguhnya sangat menyayangimu maka dari itu bunda akan menjagamu erat. Menginjak satu tahun pertumbuhanmu sangat cepat nak, kau sudah hafal huruf-huruf hijaiyah dengan lancar, bahkan mengucapkan bismillah pun sudah lancar. Semakin hari semakin cerewet dengan semua pertanyaan-pertanyaanmu yang serba ingin tahu, menginjak dua tahun kau sudah terbiasa dengan aktifitas bunda di rumah yang menyempatkan muraja’ah ketika mencuci baju, beres-beres rumah atau bahkan cuci piring. Bunda kaget ketika mujahid bunda tiba-tiba hafal surat-surat pendek. Menginjak tiga tahun kau sudah mulai bosan di rumah, karena melihat anak-anak lain sudah masuk sekolah padahal anak-anak lain sudah satu-dua tahun diatasmu nak. Melihat kau tumbuh dari hari ke hari semakin takjub dengan kuasa Allah, bunda diberi nikmat yang luar biasa dengan hadirnya kau nak. Kau bisa dengan bebas berekspresi dengan sangat menggemaskannya, terlebih sering kau menumpahkan semuanya dengan tangisan, maafkan bunda ya nak ketika kau menangis bunda tak mampu menahan air matamu, bukan karena bunda tak mau tapi karena tidak semua keinginanmu dapat dikabulkan oleh tangisan, karena nanti kau akan mengerti betapa kerasnya dunia ini, dan tidak dapat di luluhkan oleh tangisan saja nak.

Bunda ingin melihatmu tumbuh dengan kaya akan kebaikan nak, untuk bekal nanti di akhirat sana. Tak banyak yang bunda pinta, hanya berharap kau menjadi anak yang sholeh dan bermanfaat bagi sesamamu. Bunda ingin melihatmu tumbuh dengan Al-Qur’an nak, untuk bekal nanti di akhirat sana. Maka dari itu di usiamu yang masih sangat kanak-kanak bunda mulai mengajarkanmu baca Al-Qur’an dan mulai dibiasakan dengan menghafal Al-Qur’an.

Kelak, ketika kau semakin tumbuh kau akan mengerti sendiri mengapa kita akan jauh berbeda dengan yang lain. Setiap hari sebelum berangkat sekolah bunda sudah mentalaqqikan surat yang harus dihafal hari itu, kau dengan wajah kanak-kanakmu dengan lapang dada menuruti kata-kata bunda karena kalau tidak kau sendiri kena akibatnya, weekend ini hanya bisa di rumah saja jika target hafalannya tidak tercapai. Kelak kau akan mengerti dengan sendirinya nak, hidup ini ya tidak sekedar hidup untuk hidup saja. Tapi hidup untuk mati, jangan sampai ketika sudah masanya perbekalan kita masih terasa ringan, sedangkan perjalanan menuju akhirat sungguh sangat jauh nak.
***

Goes to 20th, menurutku itu salah satu hal sulit yang harus tetap dijalani, fiyuuuuhh spiritnya harus beda karena kepala dua. Aku semakin membebani diriku sendiri dengan seabrek masalah khayalan yang belum jadi masalah di kenyataan. Sekarang ada deadline yang harus segera dibayar, plus ada sesuatu yang harus segera dimulai untuk perbekalan nanti. Ada banyak godaan, bertubi-tubi banyaknya. Tapi meskipun begitu InsyaAllah aku harus terus-menerus memperbaiki niatku, mempercepat langkahku, bermujahadah lebih keras, bukan karena nafsu tapi karena ada banyak hal lain yang belum aku mulai dan harus aku mulai.

Yang terakhir untuk calon imamku yang bukan menjadi rahasiaNya. Maafkan aku jika kali ini aku masih saja sering melalaikan waktu, bermaksiat, tergoda dengan berbagai cobaan, tapi aku terus-terusan beriltizam untuk terus memperbaiki diriku, tak ada yang bisa kuubah dari masa laluku maka dari itu aku hanya bisa mengubah masa depanku dengan memperbaiki diriku di hari ini. Maafkan aku yang sedikit ilmu, tidak lihai serta tidak seanggun yang kau harapkan. Inilah aku dengan semua apa adanya aku. Aku ingin kita sama-sama bersinergi untuk kehidupan akhirat kita. Sehingga kita bisa saling memberi syafa’at di akhirat kelak. Kau membawaku ke syurga bersama jundi-jundi kita kelak. Allahumma Aamiin...
***

GALAU’ERS 20TH WANNABE !
RUMAH QUR’AN STAN, 00:08 20MARET 2014
SYAHIDAH MUTHMAINNAH

0 comments:

Posting Komentar