Dikatakan terlambat, mungkin iya tapi rasanya aku tak mau dengar kata keterlambatan ini. Tak terasa sudah hampir mau satu tahun aku lulus dari bangku Sekolah Menengah Atas, waktu dulu aku sangat menggebu-gebu utnuk kuliah dan banyak berimajinasi bagaimana sibuknya kuliah karena tugas-tugas dari dosen, bagaimana aku menikmati hari-hari yang berat ketika kuliah, keinginan ngajar privat ketika kosong kuliah, keinginan buka warung bakso sendiri modal sendiri inovasi sendiri, keinginan mendapat IPK tinggi, keinginan mengoptimalkan syiar di lembaga dakwah kampus, keinginan ngajar anak-anak TPA, keinginan jadi mahasiswi berprestasi akademik dan non akademik, keinginan lulus sarjana dengan memuaskan, mendapat pekerjaan yang sesuai dan menyenangkan, dapat leluasa dakwah ke berbagai daerah, menjadi motivator, keinginan memperbaiki moral kaum muda, membuat yayasan anak jalanan, anak putus sekolah dan lain lain.
Tapi ketika detik-detik aku merajut keinginan, harapan dan cita-citaku ini aku malah dihadapkan dengan kegalauan tingkat tinggi karena aku tak mengenal passionku dimana, jurusan kuliah yang tepat untukku apa, aku sangat begitu menyadari nya sekarang, padahal sekitar dua bulan kurang lebihnya aku tes tulis SBMPTN. Menangis sejadinya, aku bingung apa yang menjadi keahlianku, passionku dan minatku pun aku tak tau dengan jelas. Iya aku ingin jadi dokter, tapi tak cukup dengan menguasai mata pelajaran biologi saja ada mapel lain yang aku tak mengerti dan aku benci. Padahal aku tau dan sangat mengerti ketika aku mau belajar dan mau BISA pasti akhirnya BISA. Rasanyaa aku ingin sekali ke psikolog yang bisa tau jurusan apa yang sesuai dengan karakterku ini. Harus bagaimana aku ? mengalir dalam satu aliran arus saja membuatku galaaaau tingkat dewa apalagi misalnya kalau aku harus melawan arus !!!
Aku suka dengan pengetahuan umum tentang apapun, penemuan-penemuan terbaru atau lain sebagainya.
Aaaaaaahh aku ingin menjadi anak Tk sajah seperti dulu, dalam pikiranku hanya main dan main. Tidak serumit ini, kalau aku mau menyerah disini, perjalananku sudah jauh hanya tinggal memantapkan hati saja. Susah sekali tertawa,tersenyum sebelum kegalauan ini mereda, urusan dunia memang sangat menguras hati dan pikiran. Inilah muti yang setiap kalimat nya penuh dengan keluhan dan tak berhenti merasa puas.
Astaghfirullah, bagaimana aku bisa tersenyum renyah dan tertawa nikmat sedangkan masa depanku saja belum terdesign dengan baik dan amalan-amalan akhiratku masih sebesar debu.
Bagaimana jika aku mati hari ini ?
Beban pikiranku banyaaaak sekali, urusan akhirat membuatku sangat pesimis,urusan duniapun tak jauh dari itu.
Harus bagaimanaaaa akkuuu !!!
Astaghfirullah hal adzim
0 comments:
Posting Komentar