7/01/2016

Catatan dalam Penantian #5

Akhirnya hikmah dari setiap perjalanan adalah pelajaran. Pelajaran yang mampu mengembalikan kita pada Allah, niat yang kembali pada Allah, amal yang kembali untuk Allah dan hasil yang dikembalikan pada Allah.. Pelajaran yang mampu membuat diri kita berubah total orientasinya, yang mampu meneguhkan azzam kita, mampu memperkuat iman dan mengubah segala laku perbuatan.
Dalam perjalanan menggenap, jadi semakin terasa up dan downnya. Dalam suatu proses dan kegagalannya, akan ada banyak evaluasi diri agar perbaikannya tiada kata berhenti. Akhir-akhir ini dalam ikhtiar menggenap tersebut menjadi semakin terasa terjal dan curam ujiannya, ujian keikhlasan, keteguhan dan harapan, harapan yang senantiasa harus di upgrade agar tak pernah ada satu harapan yang dilabuhkan pada hambanya.
Setelah berlama-lama dalam proses meneguhkan pilihan untuk menyegera, mencoba mendiskusikan perihal ini dengan Rabb Maha kuasa, terus menerus meminta penguatan diri apakah menyegera ini lebih baik atau menambah madharat bagi diri.. Sekilas jawaban demi jawaban yang tak nampak membuat diri menerka “apakah ini jawaban dari permintaan diri ?” atau hanya ujian untuk menguji seberapa kuat niat untuk menggenap. Bukan dengan siapa tapi bagaimana cara memperoleh, menanti, melewati dan menikmati syukur nanti.
Ya Rabb hamba sungguh tidak mengerti letak permualan suatu perkara, bantu hamba dalam menanti dan melewati ini dengan kedamaian berharap hanya padaMu..
Setelah beberapa kali melewati proses yang semestinya, dengan tidak tergesa-gesa dan mengikuti petunjuk-petunjukmu dan arahan dari yang terkasih Ibu dan bapak, proses menggenap itu selalu berakhir dengan banyak sekali PR dan peringatan diri.. hamba hanya bisa berhusnudzon padaMu, dan menganggap ini adalah salah satu jalan tarbiyah hamba.. salah satu jalan pembentukan mental hamba.. dan salah satu jalan untuk lebih lebiih lebih dan lebih mendekat padaMu lagi ya Rabb..
Sungguh hamba pun merasa bukan seseorang yang ‘alim, ‘abid atau terkualifikasi menjadi seorang hamba.. sungguh hamba masih sangat jauh dari julukan-julukan itu, dan hamba tahu diri untuk permintaan luar biasa terkait sosok seseorang yang hamba angankan dan hamba rasa satu visi dengan hamba dan hamba rasa kami bisa bersinergi.. permintaan atau kecenderungan yang membuat hamba sendiri menggantungkan harapan hanya padaMu ya Rabb.. Apabila Engkau perkenankan membersamainya dan dipersatukan dengannya adalah suatu kebahagiaan yang tidak bisa hamba gambarkan dan Apabila Engkau tidak perkenankan membersamainya dan dipersatukan dengannya adalah suatu kebahagiaan karena hamba yakin telah Engkau siapkan yang terbaik dalam qadarMu dan hamba wajib mengimaninya. Engkaulah satu-satunya yang mengetahui permualan suatu perkara termasuk perihal ini.
Pun sebenarnya hamba sedikit pengetahuan apapun tentangnya, tentang seseorang yang dalam angan hamba adalah orang yang baik, adalah orang yang mampu satu visi  dan menjalankan visi besar keluarga. Pun sebenarnya belum ada langkah awal dalam ikhtiar menggenap bersamanya. Pun sebenarnya belum nampak sesuatu yang membuat kami berjuang dalam ikhtiar menggenap kepadaNya.. dan ikhtiar ini baru sampai di cerita dan langkah-langkah kecil seorang hamba dalam do’anya agar ia pun sedang mendo’akan perihal yang sama, agar ia pun sedang berishlah dan senantiasa berishlah padaNya, agar ia pun sedang meneguhkan niatan ini, agar ia pun kembali dikuatkan dengan visi kebesarannya. Aamiin Ya Rabb Aamiin Ya mujiibassailin

*menjemput lailatul qadar 26 Ramadhan*


0 comments:

Posting Komentar