Akhirnya
hikmah dari setiap perjalanan adalah pelajaran. Pelajaran yang mampu
mengembalikan kita pada Allah, niat yang kembali pada Allah, amal yang kembali
untuk Allah dan hasil yang dikembalikan pada Allah.. Pelajaran yang mampu
membuat diri kita berubah total orientasinya, yang mampu meneguhkan azzam kita,
mampu memperkuat iman dan mengubah segala laku perbuatan.
Dalam
perjalanan menggenap, jadi semakin terasa up dan downnya. Dalam suatu proses
dan kegagalannya, akan ada banyak evaluasi diri agar perbaikannya tiada kata
berhenti. Akhir-akhir ini dalam ikhtiar menggenap tersebut menjadi semakin
terasa terjal dan curam ujiannya, ujian keikhlasan, keteguhan dan harapan,
harapan yang senantiasa harus di upgrade agar tak pernah ada satu harapan yang
dilabuhkan pada hambanya.
Setelah berlama-lama
dalam proses meneguhkan pilihan untuk menyegera, mencoba mendiskusikan perihal
ini dengan Rabb Maha kuasa, terus menerus meminta penguatan diri apakah
menyegera ini lebih baik atau menambah madharat bagi diri.. Sekilas jawaban
demi jawaban yang tak nampak membuat diri menerka “apakah ini jawaban dari
permintaan diri ?” atau hanya ujian untuk menguji seberapa kuat niat untuk
menggenap. Bukan dengan siapa tapi bagaimana cara memperoleh, menanti, melewati
dan menikmati syukur nanti.
Ya Rabb hamba sungguh tidak
mengerti letak permualan suatu perkara, bantu hamba dalam menanti dan melewati
ini dengan kedamaian berharap hanya padaMu..
Setelah beberapa
kali melewati proses yang semestinya, dengan tidak tergesa-gesa dan mengikuti
petunjuk-petunjukmu dan arahan dari yang terkasih Ibu dan bapak, proses
menggenap itu selalu berakhir dengan banyak sekali PR dan peringatan diri..
hamba hanya bisa berhusnudzon padaMu, dan menganggap ini adalah salah satu
jalan tarbiyah hamba.. salah satu jalan pembentukan mental hamba.. dan salah
satu jalan untuk lebih lebiih lebih dan lebih mendekat padaMu lagi ya Rabb..
Sungguh hamba
pun merasa bukan seseorang yang ‘alim, ‘abid atau terkualifikasi menjadi
seorang hamba.. sungguh hamba masih sangat jauh dari julukan-julukan itu, dan
hamba tahu diri untuk permintaan luar biasa terkait sosok seseorang yang hamba
angankan dan hamba rasa satu visi dengan hamba dan hamba rasa kami bisa
bersinergi.. permintaan atau kecenderungan yang membuat hamba sendiri
menggantungkan harapan hanya padaMu ya Rabb.. Apabila Engkau perkenankan
membersamainya dan dipersatukan dengannya adalah suatu kebahagiaan yang tidak
bisa hamba gambarkan dan Apabila Engkau tidak perkenankan membersamainya dan
dipersatukan dengannya adalah suatu kebahagiaan karena hamba yakin telah Engkau
siapkan yang terbaik dalam qadarMu dan hamba wajib mengimaninya. Engkaulah
satu-satunya yang mengetahui permualan suatu perkara termasuk perihal ini.
Pun sebenarnya
hamba sedikit pengetahuan apapun tentangnya, tentang seseorang yang dalam angan
hamba adalah orang yang baik, adalah orang yang mampu satu visi dan menjalankan visi besar keluarga. Pun sebenarnya
belum ada langkah awal dalam ikhtiar menggenap bersamanya. Pun sebenarnya belum
nampak sesuatu yang membuat kami berjuang dalam ikhtiar menggenap kepadaNya..
dan ikhtiar ini baru sampai di cerita dan langkah-langkah kecil seorang hamba
dalam do’anya agar ia pun sedang mendo’akan perihal yang sama, agar ia pun
sedang berishlah dan senantiasa berishlah padaNya, agar ia pun sedang
meneguhkan niatan ini, agar ia pun kembali dikuatkan dengan visi kebesarannya.
Aamiin Ya Rabb Aamiin Ya mujiibassailin
*menjemput lailatul qadar 26 Ramadhan*
0 comments:
Posting Komentar