6/16/2016

Catatan dalam penantian #3



Menyegera bukan karena tergesa-gesa namun karena sangat menyadari bahwa akan banyak kealpaan bila memperpanjang masa menunda. Akan banyak hal yang tak terpikir dosa dan ternyata justru berdosa. Akan banyak hal yang tak sengaja menjadi rasa atau benih-benih dosa yang tanpa sadar tumbuh tak terasa ternyata itu tumpukan alpa yang sudah tidak menjadi alpa. Tapi menyegera bukan perkara sederhana ketika ‘’kau bilang suka’’ bukan hanya untuk mencapai titik ketentraman antara dua insan, ada banyak hal yang perlu ditautkan dengan banyak-banyak ikhtiar. Pun ketika merasa sudah siap menggenap, bukan berarti Allah juga menghendaki kesiapan kita. Dan kita selalu ada di kata ‘’hanya Allah yang lebih mengetahui tentang kesiapan kita’’ mungkin maksud dari nasihat itu karena ada perbedaan persepsi antara kita dan Allah. Menurut kita, kita siap tapi Allah belum menghendaki, berarti tidak terjadi. Menurut kita, kita belum siap tapi Allah mengehendaki jalannya. Persepsi kita dan persepsinya Allah disini bekerja terpisah. Berarti arti sebenarnya dari ‘’hanya Allah yang lebih mengetahui tentang kesiapan kita’’ adalah ketika ketetapannya di depan mata, dalam hari-hari menjelang peristiwa besar menjemput kita, yah tentang kesiapan disini ternyata bukan dari kacamata kita sebagai makhluk yang terbatas jarak pandangnya, dalam jarak pandang normal hanya 25 cm itu arti bahwa sempitnya atau pendeknya jarak pandang kita, berarti apa yang senantiasa kita jelas dibawah jarak pandang normal ternyata masih perlu perbaikan yang lebih lagi. Berbedanya kacamata kita dengan Allah adalah Allah lebih mengetahui segalanya, tak terbatas jarak pandang, bahkan sampai yang terdapat jauh di dalam isi hati kita pun Allah mengetahui. “Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati” Qs At Taghabun : 4. 

Bahwa ternyata dalam kacamataNya kita belum siap seutuhnya, maka dengan kasih sayangNya Allah beri waktu lagi untuk kembali memperbaiki, meskipun memperbaiki tida kata berhenti, sampai menggenappun tiada ada hentinya memperbaiki.
Lalu hal apakah yang Allah tahan kehendakNya itu ?































0 comments:

Posting Komentar