5/18/2013

Duhai Ika, duhai Mamat

Padahal kata-kata bang zia *yg ngewawancara wktu etos* produktivitas nya tingkatkan, nanti tanpa disadari kita bisa menghasilkan.

Tapi makin kesini makin tak produktif, tak mengimplementasikan rencana. Diam diri tak berguna tak berdaya hanya karena tak bisa matematika dan fisika. Kesal karena aku sudah terlalu lama membencinya, jadi aku tak mampu mengenalnya. Padahal ketika try out nilai fisikaku jauh lebih besar daripada bahasa indonesia, bingung dan tak bahagia waktu tau hasilnya. Karena bahasa indonesia itu sudah aku spesialkan menghafalnya daripada fisika. Andai dulu aku pedekate nya sungguh-sungguh pastilah sekarang aku dapet hatinya fisika itu. Bab yang masih nempel di otakku adalah gelombang berjalan,efek doppler,asas black,kalor dan seputar itulah. Itu pun karena waktu kelas XII sering kerja kelompok karena guru fisika nya baik hati selalu mempersilahkan kita maju ke depan, ketika salah dan tak bisa mengerjakan, kita jadi bahan olok-olokkan jadi agak sedikit sering memaksakan diri untuk pedekate lebih jauh sama fisika.

Malangnya nasib ini, fisika pergi begitu saja saat aku ingin serius memahami dan mengerti konsep dasarnya, dia pergi karena dulu aku langsung benci dan pedekate nya seperempat-seperempat.

Apa kabar matematika ? Sama saja, aku mengejarnya tapi dia semakin jauh meninggalkanku. Depresi berat, tekanan terberat sepanjang perjalanan cinta ini. mungkin mereka bersekongkol membalaskan dendam nya padaku dan pergi jauuuh meninggalkanku.

Maafkan akuuuuuu, taukah kau mamat dan ikaa ..

aku jadi tak bergairah melakukan apa-apa, ingin rasanya berhentii sajaaaaa.

Malang malang malang malang, bakwan malang lewat *makan bakwan malang makin malang*.

Ini ceritaakuuu, mana ceritamuuu ?

including : nyari calon suami yg pinter fisika sama matematika *modus*

0 comments:

Posting Komentar