Hari
ini aku berAngan sesuatu yang membuatku tersipu malu,tadi pagi aku diajak kakak
kelasku untuk ikut ke walimahan temannya yang tempatnya di daerah Pondok gede
dan aku mau-mau saja karena hari ini bukan jam efektif jadi hitung-hitung aku
ngafalin jalan sekitaran jakarta. Lalu aku disuruh buat kata-kata untuk
pengantin nya,sejenis puisi kaya gitu deh,ini nih cuplikan puisinya :
Meniti jalan menuju jannah Nya
Bersatu
padu membangun cinta Nya
Sebuah
bahtera kehidupan yang tak biasa
Mempersatukan
dua insan dari dua suku yang berbeda
Begitu
sangat indah Takdir Nya
Semoga menjadi Madrasah Akhirat
Semoga menjadi Madrasah Akhirat
Yang
menghasilkan mujahid dan mujahidah
Yang
senantiasa membela Agama nya
Kata-kata yang menurutku tak terlalu indah karena aku tak berada dalam puisi tersebut,aku hanya menuangkan arti sebuah pernikahan saja,aduh rasanya terlalu dini jika aku berkicau tentang pernikahan,melihat usia ku yang masih 18 tahun,tapi bukankah Aisyah RA juga menikah dengan sang pembawa Rahmat yaitu Nabi Muhammad juga beliau masih berusia 9 tahun. Jadi sebenranya aku tak usah malu,justru harusnya tentang ini lebih bagus dipersiapkan dari jauh-jauh hari ,karna bukanlah suatu yang mudah mempersatukan dua insan yang jelas-jelas berbeda karakter dan tingkah laku tapi sebenarnya akan bisa mudah sekali jika kita membangun kehidupan baru itu dengan berlandaskan Al-qur’an,subhanalloh keluarga Qur’ani J .
Kata-kata yang menurutku tak terlalu indah karena aku tak berada dalam puisi tersebut,aku hanya menuangkan arti sebuah pernikahan saja,aduh rasanya terlalu dini jika aku berkicau tentang pernikahan,melihat usia ku yang masih 18 tahun,tapi bukankah Aisyah RA juga menikah dengan sang pembawa Rahmat yaitu Nabi Muhammad juga beliau masih berusia 9 tahun. Jadi sebenranya aku tak usah malu,justru harusnya tentang ini lebih bagus dipersiapkan dari jauh-jauh hari ,karna bukanlah suatu yang mudah mempersatukan dua insan yang jelas-jelas berbeda karakter dan tingkah laku tapi sebenarnya akan bisa mudah sekali jika kita membangun kehidupan baru itu dengan berlandaskan Al-qur’an,subhanalloh keluarga Qur’ani J .
Teringat sebuah hadist Shahih dari Imam Bukhari
“Wahai para pemuda,siapa yang mampu memberi nafkah,hendaknya menikah,karena menikah itu lebih memelihara pandangan dan menjaga kemaluan. Namun bagi siapa yang belum mampu,hendaklah dia berpuasa karena puasa itu tameng (dari hawa nafsu)”[HR.Bukhari].
Dan aku juga teringat waktu 2 minggu yang lalu aku menghadiri acara khitbah nya sepupu(perempuan) lalu ada sesi Ta’aruf antar kedua keluarga da disitu juga di Umumkan bahwa adik bungsunya (laki-laki) calon sepupu aku itu sudah melangkahi kakaknya,artinya bulan lalu adiknya itu sudah mengKhitbah dan bulan desember mendatang akan melangsungkan pernikahan padahal umurnya seumuran denganku. Subhanalloh sekali patut menjadi contoh karena dia sudah bisa mengambil keputusan besar untuk menikah,padahal dia seorang laki-laki yang lazim nya di masyarakat kita itu laki-laki menikah sekitaran umur 25 keatas tapi dia berbeda dia begitu sangat berani mengambil keputusan itu,ternyata masih ada orang seperti dia di tengah zaman yang sudah jauh dari nilai-nilai keislaman ini .
Kalau aku boleh berhusnudzan,mungkin dia ingin lebih berhati-hati karena takut tak bisa menjaga pandangan dan tak bisa menjaga hati,atau mungkin memang sudah berniat besar untuk menikah di umur nya yang masih muda.
Kekhawatiran-khawatiran remaja hari ini jika di sudutkan dengan pernikahan itu karena dalam pikiran mereka tertanam bahawa pernikahan itu adalah akhir dari segalanya,memang iypernikahan itu adalah kehidupan baru tapi bukan berarti akhir dari masa muda ataupun akhir dari segalanya,yaaa aku banyak mendengar juga celoteh nya anak muda hari ini itu mereka berpikiran kalo sudah menikah itu tak bisa keluar rumah,tak bisa main yang dijadikan ajang penghabisan masa muda...ckckck
Apakah dengan main-main itu masa muda kita akan lebih bermanfaat ?
Persepsi kawula muda tentang pernikahan bukan hanya itu,ini juga sesuai dengan apa yang sudah aku dengar. Kebanyakan kawula muda ini berpikir,jika mau menikah harus mempunyai uang dahulu puluhan juta untuk resepsi nya,belum untuk menafkahi istri dan sebagainya.Bukan kan Rasulullah mensunnahkan resepsi dan Rasulullah juga mengajarkan kepada kita untuk tidak berlebih-lebihan dalam hal apapun.Ambil saja sisi positifnya dengan mengadakan walimahan yang kreatif menarik tapi biaya hemat,karena kan sebenarnya walimah itu sendiri hanya sekedar memberitahu kepada orang-orang bahwa telah orang tersebut telah menikah.
Menikah juga adalah salah satu gerbang pembuka pintu rezeki bukan penutup pintu rezeki,tanyakan saja pada ahli-ahli Fiqih jika memang ingin tahu dalil sebenarnya tafadhol J.
Inilah yang aku pikirkan dan rasakan dari tadi ketika aku berada di walimahan temannya kakak kelasku,begitu sejuk berada diantara mereka,mereka saling mengajak kita untuk meniti jalan menuju jannah Nya. Keseluruhan dapat disimpulkan bahwa menikah bukan berarti menjadi menutup semuanya,setelah menikah masih bisa kok kuliahsetelah menikah masih bisa kok bertemu dengan siapa saja teman kita,justru setelah menikah hidup kita lebih teratur,segala aktifitas kita akan ada yang selalu mengingatkan jika ada yang terlewatkan dan ada yang belum terselesaikan,lalu apa sebenarnya yang menjadi masalahnya?
Terakhir,untuk siapapun yang menjadi jodohku aku senantiasa berdo’a semoga Engkau adalah insan yang senantiasa Mengingat Allah dan Rasulnya,yang penuh kasih sayang dan ketegasan,yang selalu mengajakku untuk meniti jalan Jannah Nya dan kita akan menjadi keluarga nya Allah sehingga dapat menikmati kenikmatan Firdaus Nya.
0 comments:
Posting Komentar