Kehidupan
dari hari ke hari,minggu ke minggu, bulan ke bulan,tahun ke tahun, masa ke masa
dan zaman ke zaman senantiasa tidak statis. Pasti ada banyak hal yang mengalami
perubahan,berubah kea rah yang baik ataupun lebih baik atau berubah kea rah yang
buruk ataupun lebih buruk.Sungguh di dunia yang penuh fatamorgana ini tidak ada
suatu kemungkinan apapun karena semua nya pasti qadrullah lalu sebenarnya apalagi yang selalu
kita ragukan? Allah tak butuh Shalat kita, Allah tak butuh puasa kita,Allah tak
butuh Amalan-amalan kita, justru kita yang sangat membutuhkan Allah sebagai
sandaran segala resah tapi mengapa hati kita selalu berusaha menutup dan mencari
subjek lain sebagai sandaran juga ketenangan. Sadarkah kita sudah
menduakanNYA, ceritakanlah keresahan mu pada Rabb mu sebelum pada subjek lain.
Mengingat
dosa-dosa,kesalahan-kesalahan di masa yang lalu itu sebuah kepedihan yang
teramat dalam,sering kita bertanya-tanya mengapa hidayah tak dari dulu
menghampiri,mengapa kemaksiatan lebih sering menghampiri daripada niat untuk
berubah, tapi meskipun sampai beribu pertanyaan penyesalan kita tanyakan tak bisa
mengubah masa yang telah lalu itu menjadi lebih baik karena yang lalu tak
mungkin dapat dikembalikan dan diperbaiki menjadi lebih baik, sungguh skenario Allah
sangat indah dan meneduhkan. Jika hamba kemarin tak pernah berdosa dan tak
pernah melakukan banyak kesalahan tentu
hamba tidak tau kebenaran sedikitpun hari ini. Karena berawal dari kesalahanlah
kita dapat mengetahui kebenaran, maka bersyukurlah dengan masa lalu yang
kelam, maka bertaubat nasuhalah karena
Allah pasti memaafkan apapun kesalahan kita jika memang benar-benar bertaubat.
Tentunya
perubahan tidak selalu mengarah kea rah kebaikan,namun untuk menjadi baik itu
kita perlu berubah. Belajar dari Metamorfosa kupu-kupu yang berawal dari ulat
nan menjijikan hingga ia memutuskan untuk menguliti tubuh nya,dapat di
analogikan dengan manusia yang menguliti noda-noda di hati nya lalu kupu-kupu
itu menyepi dalam ruang gelap,tidak makan,tidak berinteraksi dengan dunia luar.
Lalu ketika ulat itu sudah memantaskan diri dan siap dengan segala bentuk
cobaan duniawi, maka siaplah sang ulat itu untuk menyaksikan dunia luar dan
menikmati embun pagi. Namun perlu lagi tirakat yang luar biasa karena lubang
tempat ulat itu keluar sangatlah kecil, itu berarti semua anggota tubuh ulat
harus berusaha dengan kuat untuk bisa keluar, perlahan tapi pasti ulat pun mulai
keluar dengan tubuh yang sudah jauh lebih baik dan lebih dari sekedar indah
dialah Kupu-kupu yang bermetamorfosis dari ulat nan menjijikan dulu, Sungguh
Allah maha Pencipta yang Agung.
Dapat
di Analogikan dengan manusia bahwa perubahan menuju kebaikan itu membutuhkan
pengorbanan yang besar dan totalitas dalam berubahnya pun benar-benar harus
optimal, yang hitam benar-benar di putihkan,yang kotor benar-benar di bersihkan.
Dan ketika sang ulat dalam proses menjadi kupu-kupu nan indah itu dapat di
analogikan juga bahwa suatu perubahan
itu harus terbiasa dengan hal-hal yang pahit bukan dengan yang
melenakan,memanjakan,yang terasa enteng dan enak. Semua otot-otot dan sendi-sendi
pun harus terbiasa bergerak sekuat tenaga untuk pencapaian indah,bukan dengan
kemanjaan yang akhirnya mematikan.
Sungguh
metamorfosa yang indah nan sempurna. Semoga Kita selalu ada diantara
orang-orang yang senantiasa MengingatMu,mengAgungkanMu,dan yang selalu berusaha
memperbaiki diri hanya karena Allah .
wakuli'maluu fasayarollohu 'amalakum wa rosuluhu wal mu'minun,,
BalasHapusada kan commentnya
BalasHapustranslate nyaa dong hehhe
BalasHapusiyaa adaa